Pemanfaatan Ekstrak Betasianin Daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Sebagai Alternatif Pengganti Eosin Pada Pemeriksaan Telur Cacing Ascaris lumbricoides
DOI:
https://doi.org/10.37362/jkph.v10i2.859Keywords:
Daun bayam merah, eosin 2%, telur cacing Ascaris lumbricoides, soil transmitted helminthsAbstract
Infeksi cacing adalah penyakit cacingan yang disebabkan oleh parasit. Kondisi lingkungan yang kurang baik serta suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan prevalensi penyakit kecacingan semakin tinggi. Infeksi Soil Transmitted Helminths adalah jenis parasit yang menyebabkan terjadinya infeksi kecacingan, yang terdapat pada ususĀ manusia dan dapat ditularkan melalui tanah. Yang termasuk Soil Transmitted Helminths adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris Trichiura, Anclostoma Duodenale, dan Necator Amaricanus. Eosin 2% adalah zat yang digunakan untuk mewarnai telur cacing. Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) adalah tanaman yang dapat digunakan sebagai pewarna alami karena mengandung pigmen betasianin yang dapat memberikan warna merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi ekstrak betasianin daun bayam merah yang optimal sebagai pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing Ascaris lumbricoides. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pemeriksaan telur cacing menggunakan metode natif (langsung) yang dilakukan dengan pewarna ekstrak daun bayam merah dengan pelarut ethanol dan eosin 2% sebagai kontrol. Ekstrak daun bayam merah pada konsentrasi 80% baik digunakan sebagai pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur cacing Ascaris lumbricoides. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak betasianin daun bayam merah dapat digunakan sebagai pengganti eosin 2% untuk pemeriksaan telur cacing Ascaris lumbricoides.